Sekitar 450 Kepala Keluarga (KK) di tiga dusun di Desa
Bengkaung dilanda defisit air, karena lokasi daerah ini berada di dataran
tinggi. Karena letak daerahnya itu, menyebabkan lapisan mengandung air sangat
dalam, sehingga menyulitkan warga memperoleh air di saat musim kemarau seperti
saat ini.
Demikian hasil identifikasi lapangan yang dilakukan Kelompok
Kerja Nyata (KKN) Universitas Gajah Mada
(UGM) di Desa Bengkaung. Ketua KKN UGM di Desa Bengkaung Alfin, menjelaskan,
dari hasil identifikasi yang dilakukan di lapangan, dalam memperoleh data
terkait lokasi yang mengalami kekurangan air, pihaknya sedikit mengalami
kesulitan. Alasannya, di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) mengaku
kekurangan data. ‘’Karena itu kami berinisiatif melakukan survai lapangan
terkait lokasi yang defisit air dan mata air di daerah setempat,’’ ujarnya.
Desa Bengkaung,
ungkapnya, dihuni sekitar 3.900 jiwa,
sebagian besar penduduk di tiga dusun yakni Seraye, Bunut Boyot dan Pelolat
mengalami kekurangan air. Di Dusun Pelolat mengalami kendala air, karena
lapisan tanah yang mengandung air sangat dalam. Di samping itu, akses jalan
susah. Sementara Dusun Bengkaung Daye, Bengkung Lauk dan Tengah sudah bisa
mengambil air dengan menggali tanah. Sedangkan di Dusun Bunean telah memperoleh
bantuan sumur bor dari Distamben.
Untuk membantu warga
dan Pemda mengatasi persoalan ini, kelompok KKN ini melakukan pendataan terkait
kebutuhan air dalam 1 KK, sehingga diperkirakan berapa jumlah sumur bor yang
perlu dibangun Pemda.
Menurut mahasiswa jurusan
geologi ini, lapisan tanah yang mengandung air di daerah itu sangat
dalam, sehingga susah memperoleh air. Karena itulah perlu dibangunkan sumur bor
dengan kedalaman d iatas 100 meter dan tempat penampungan air hujan.
Saat kondisi musim
kemarau, warga kesulitan memperoleh air. Warga terpaksa mengambil air ke dusun
tetangga dengan menempuh jarak 2 sampai 3 kilomter. Ia berharap agar hasil
identifikasi lapangan ini ditindaklanjuti Pemda.
Menyikapi hasil identifikasi lapangan ini, Wabup Lobar, Fauzan Khalid S.Ag, M.Si, tidak menampik, jika sejumlah dusun di Desa Bengkaung rawan kekurangan air. Karena itu, solusi yang akan dilakukan pemda dengan membangun sumur bor di sejumlah lokasi itu. “Tahun 2015 ini akan dibangun dua titik,” janjinya. Terkait pembangunan sumur bor ini, telah dilakukan survai, sehingga tinggal dilakukan pemasangan sekitar Maret 2015. (Suara NTB)
0 komentar:
Post a Comment