Tari “Rai Saida” dari Dompu Berjaya di Bali

 

Kontingen penari Tari Rai Saida dari Dompu 
yang berhasil meraih Juara II di Makodam IX/Udayana, Bali. 
(foto koremwirabhakti.blogspot.com)

Tari “Rai Saida” yang berasal dari Kabupaten Dompu meraih juara ke-II dalam lomba tari yang diselenggarakan di Makodam IX/Udayana, Denpasar, Bali. Tarian tersebut telah diseleksi dan dikirim dari Danrem 162 Wirahakti, di Mataram. Demikian disampaikan oleh Danrem 162/ WB Kolonel Arhanud Kuat Budiman, Kamis (27/11/2014).

“Tarian Rai Saida  meraih juara II dalam lomba tari tradisional yang digelar di Kodam IX/Udayana setelah tersisihkan oleh Gianyar yang menampilkan tarian tradisional Bhayangkari Wiriatika yang menggambarkan tentang kisah kerajaan Majapahit dalam menyatukan Nusantara dengan patih Gajah Mada saat itu,” jelasnya.

Dikatakan, tarian “Rai Saida” merupakan sebuah replika yang menceritakan tentang meletusnya gunung Tambora di Pulau Sumbawa sekitar 200 tahun silam. Tarian itu lahir dan berkembang di tengah masyarakat serta menjadi tradisi yang diwariskan secara turun – temurun. Bahkan hingga saat ini, tarian tersebut masih dipertahankan oleh masyarakat setempat sebagai bentuk apresiasi serta pengenalan sejarah dan sesuatu yang dapat mengingatkan masyarakat tentang pernah terjadinya letusan gunung yang teramat dahsyat.

“Tarian Rai Saida atau Tari Tunggang Langgang adalah sebuah tarian yang menceritakan tentang kejadian ketika meletusnya Gunung  Tambora pada april 1815 silam. Tarian ini menggambarkan sesosok istri tengah mendoakan sang suami yang sedang mencari nafkah, saat itu tiba-tiba terdengar suara gemuruh dan disertai kemunculan  kabut asap hitam yang pekat memenuhi lereng gunung serta diiringi suhu udara yang terus meningkat mengelilingi seluruh alam di sekitarnya,” jelasnya.

Selain tarian dari Kabupaten Dompu, Danrem juga mengirim salah satu tari tradisional dari Kabupaten Lombok Barat untuk berkompetisi di Makodam IX/Udayana. Tarian tersebut adalah tari rudat yang juga sempat dilombakan di Makodim Lombok Barat beberapa waktu sebelumnya. (Suara NTB)