Be Your Inspiration

Sunday 16 November 2014

Kampung Media NTB Wakili Indonesia di Korea Selatan




Perwakilan Indonesia berpose bersama di Chang-dong Korea Selatan
Setelah berhasil menjadi salah satu dari 9 Top Inovasi Nasional, Kampung Media dipercaya untuk mewakili Indonesia dalam lomba pelayanan publik dunia – United Nation Public Srvice Award (UNPSA) yang diselenggarakan organisasi Persatuan Bangsa Bangsa (PBB). Itulah sebabnya Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) NTB, Agung Hartono dan Fairuz Abadi sang Inovator Kampung Media berada di Korea Selatan.  



KUNJUNGAN ke Desa Chang atau Chang-dong mengawali kegiatan Tim 9 Top Inovasi Nasional di Korea Selatan. Desa ini berhasi memenangkan United Nation Public Service Award (UNPSA) 2014 – Penghargaan Pelayanan Publik Dunia.
Kereta cepat Korea Train eXpress disingkat KTX membawa 18 peserta yang dikomandani Asdep Pelayanan Publik III KemenPANRB, Damayani Tyastianti menuju Changwon. Sebuah kota di Korea Selatan, ibu kota provinsi Gyeongsang Selatan atau Gyeongsangnam-do.
KTX ini ini dirancang dengan konsep Train Grande Vitesse (TGV) Perancis dengan kecepatan tertinggi 350 km/jam atau lebih. Dengan menggunakan rel kecepatan tinggi kereta ini dapat mengantarkan rombongan menuju Changwon dalam waktu 180 menit dengan 4 kali pemberhentian dengan jarak 480 km.
Korea Selatan memperoduksi sebanyak 46 kereta cepat oleh pabrik lokal. Perusahaan jasa pariwisata banyak memanfaatkan KTX dalam paket turnya. Tiket KTX dapat dipesan melalui mesin otomatis yang disediakan di stasiun kereta, atau dapat pula melalui internet.
Di stasiun, semua penumpang berdiri menanti kereta di lajur gerbong sesuai pesanan tiket. Tak ada petugas yang mengarahkan penumpang. Semua informasi ada di setiap dinding yang berfungsi sebagai penyangga atap stasiun. Pintu kereta secara otomatis terbuka dan penumpang masuk di setiap gerbong. Dalam 10 menit pintu gerbong tertutup, keretapun melaju ke statsiun berikutnya.
Diterima oleh Park Jay Hyun, First Deputy Mayor Changwon City Hall dan langsung menjelaskan tentang gambaran umum Changwon. Selanjutnya penjelasan teknis mengenai Chang Dong sebagai desa percontohan yang kemudian menang dalam UNPSA dijelaskan oleh Human Resources & Organization Division Manager Jin Jong Sang.
Jin Jong Sang menjelaskan, perjuangan Chang Dong dalam memperoleh penghargaan dunia bidang pelayanan publik tak lepas dari semangat pemerintah dan masyarakat Changwon yang ingin dikenal dunia. ‘’Alasan utama kami adalah agar Changwon dikenal dunia,’’ jelas Jong Sang bersemangat.
Semangat ini yang mendorong pemerintah Changwon menemukan Chang Dong sebagai desa percontohan untuk kemudian menghadirkan sejumlah program peningkatan kapasitas masyarakat dan ekonomi kreatif.
Seperti halnya di Indonesia, Chang Dong yang sebelumnya padat kumuh dan miskin atau istilah di Kota Mataram, NTB adalah PAKUMIS, kini menjadi tertata rapi, potensi warga yang banyak terlibat seni dan perdagangan difasilitasi pemerintah Changwon dan akhirnya desa lainpun mengikuti.
Mengelilingi Desa Chang seperti juga melihat beberapa kota di Indonesia. Ada beberapa kemiripan seperti tata ruang pemukiman dengan lorong-lorong sempit seukuran dua sepeda motor berpapasan yang menghubungkan pemukiman warga.
‘’Semisal daerah Braga dan Dago di Bandung Jawa Barat lah,’’ Kata Andy dari Bappeda Jabar membandingkan penataan lingkungannya.
“Ya, di NTB juga banyak desa yang berpotensi dijadikan percontohan untuk diikutsertakan lomba di tingkat dunia,’’ tambah Agung Hartono.
Berkeliling menyusuri lorong demi lorong di Chang Dong menyimpan sejumlah inspirasi yang berpeluang direplikasikan di daerah. Rumah tinggal dijadikan artshop bagi perajinnya. Beragam karya seni ditampilkan di balik kaca setiap rumah. Hasil buah tangan warga.
Ada juga ruang expresi warga berupa gedung seni dan panggung hiburan tempat warga mengapresiasi seni. Saat melintas di salah satu lorong, ada area terbuka seukuran 1 are sebagai tempat pentas seni warga.
Di semua dindingnya dimanfaatkan sebagai ruang informasi tentang Chang Dong melalui sejumlah foto dan info tertulis lainnya. Informasi itu menggambarkan Chang Dong sebelum perubahan hingga kondisi sekarang. Bahkan di beberapa dinding rumah warga sejumlah foto dari tokoh-tokoh pendiri desa.
Dokumen visual inilah yang menjadi salah satu alasan perolehan penghargaan pelayanan publik dunia selain gerakan pemberdayaan masyarakat dan lainnya. Semua kegiatan pemerintah Changwon dalam pemberdayaan masyarakat difokuskan pada beberapa desa hingga tuntas.
Kunjungan mengelilingi Chang Dong berakhir di ujung desa. Perubahan wajah desa terlihat dari penataan ruang terbuka hijau yang asri. Para pejalan kaki dan pesepeda sangat menikmati kebebasannya menggunakan jalur yang ada di sepanjang trotoar.
Bangunan stasiun kereta tua diperindah dengan goresan mural tangan terampil warga. Meski rel kereta sudah tak berfungsi sebagai lintasan, namun tetap terawat indah dipandang mata dan menjadi taman wisata. Beginilah cara pemerintah menghargai kota tua.
Hawa dingin Kota Changwon mulai terasa menjelang matahari tenggelam. Jamuan makan malam dari pemerintah Changwon menutup perjalanan awal di Korea Selatan.
Hidangan menu masakannya banyak yang mirip dengan lidah dan selera Indonesia. Nasi putih yang gurih, ikan laut dengan bumbu rempah sedikit pedas yang menghangatkan badan ditambah sayuran mentah ala lalapan Indonesia menghiasi meja panjang bergaya “saprah” (istilah sasak Lombok) yang kemudian dinikmati dengan begibung atau dimakan bersama menggunakan sumpit. (Suara NTB/Kampung Media)
Share:

0 komentar:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive