Be Your Inspiration

Tuesday, 18 November 2014

Zikir Zaman Masuk NTB Seiring Penyebaran Agama Islam

Zikir Zaman Lombok. (Dokumentasi foto : Dishubkominfo Lombok Barat)

Tradisi Zikir Zaman yang selama ini berkembang di kalangan masyarakat di Pulau Lombok dinyatakan masuk seiring penyebaran agama Islam. Budayawan Sasak, L. Abdul Rahim (Mamiq Jagad) menyatakan kearifan tradisi atau kesenian itu merupakan pengaruh yang datang dari Turki dan Yaman. Konon rangkaian kesenian itu diinisiasi oleh Syekh Samani dari Yaman kemudian disebarkan oleh Datoq Ribandang yang datang dari Sulawesi.


“Zikir Zaman itu berkembang di pulau Lombok sejak dimulainya penyebaran agama Islam di gumi Sasak ini. Itu dilakukan sekitar abad ke- XIV sampai XVI, dan penyebarannya di Lombok ini pun tidak merata, melainkan pada kawasan – kawasan tertentu. Tradisi ini merupakan hasil akulturasi yang dilakukan oleh masyarakat terhadap kesenian yang dibawa oleh Datoq Ribandang namanya dari Sulawesi, dan kesenian ini merupakan pengaruh yang datang dari Turki dan Yaman,” jelasnya, Selasa (18/11/2014).

Dinyatakan masuknya seni tradisi yang bernuansa Islami itu masuk dengan hadirnya tarian rudat,  serta tradisi pembacaan hikayat Nabi. Dikatakan, dalam prosesi Zikir Zaman itu berisi puji – pujian bagi Tuhan Yang Maha Kuasa serta bagi para Nabi dan Rasul. Zikir yang disertai dengan gerakan – gerakan tarian itu juga berkembang di Tanah Aceh. Meski demikian, terdapat banyak perbedaan didalam rangkaian  prosesi zikir yang dilakukan oleh umat Islam tersebut.

“Seni tradisi zikir yang kita miliki khususnya di Lombok ini tidak sama dengan yang berkembang di Aceh sana. Kalau di sana, itu mereka menggunakan alat musik seperti rebana sebagai gendang yang mengiringi lantunan wirid-nya. Kalau kita tidak, justru kalau di Lombok hanya menggunakan instrumen – instrumen suara sebagai pengiringnya. Contohnya seperti laras suara Hu, Allah Hu Ilallah, La ilahaillallah,” jelasnya sambil memeragakan dan mendengungkan lantunan tersebut layaknya seperti suara pukulan Rebana.

Diterangkan prosesi Zikir itu dibuka dengan mulai membaca Surat Alfatihah, setelah itu runutan silsilah penerus yang merangkai  tentang seni syiar Islam. Prosesi selanjutnya dalam rangkaian zikir tersebut yakni pembacaan ayat suci Al Quran, kemudian diisi dengan dalil, majemuk, majemuk syarif, dan Shalawat Nabi, serta diakhiri  dengan prosesi Serakalan.

“Biasanya dulu orang – orang yang melakukan prosesi ini bisa  2 - 4 Jam. Kalau ini lebih mengarah tentang amalan pujian  kepada Allah dan Rasulnya.  Seni tradisi ini khususnya yang di Aceh telah masuk dalam daftar warisan tak benda serta telah diakui oleh UNESCO,” tandasnya. (Suara NTB)
Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive