Minimnya sarana dan prasarana dinyatakan sebagai kendala bagi aparat Kepolisian, khususnya bagi Pengamanan Objek Vital (Pamobvit) Polda NTB, untuk mengamankan objek wisata yang jauh dari jangkauan. sejumlah kawasan wisata yang dinyatakan jauh dari jangkauan antara lain, kawasan pantai di Sekotong, Bangko – Bangko, dan beberapa kawasan wisata di Lombok Tengah.
Dirpamobvit Polda NTB, Kombes Pol Drs. Ruslan, SH.MH
beberapa waktu lalu menyampaikan, dalam keadaan yang cukup terbatas itu,
pihaknya akan terus berupaya untuk memaksimalkan pengamanan di daerah – daerah
wisata. Menjamin keamanan dan kenyamanan wisatawan serta masyarakat merupakan
salah satu tugas pokok dan penting untuk dilaksanakan oleh jajaran kepolisian.
“Sarana dan prasarana kita dalam melakukan
pengamanan khususnya di kawasan – kawasan yang jauh dari jangkauan selama ini
kita nyatakan sangat minim. Tetapi, hal itu tidak menjadi penghambat bagi kami
untuk terus berupaya semaksimal mungkin dalam hal menciptakan situasi yang aman
dan nyaman khsusnya bagi wisatawan yang berkunjung ke objek pariwisata,”
jelasnya.
Untuk mematangkan semua itu, pihaknya terus
memantapkan peran personel yang berjumlah sangat terbatas agar bekerja secara
efektif dan membuahkan hasil yang maksimal. Sebagai pembina fungsi, pihaknya
juga akan mengarahkan jajaran yang ada di Mapolres untuk memantapkan rencana
pengamanan di kawasan – kawasan yang dinilai rawan terjadinya tindak pidana.
“Personel Pamobvit memang sangat terbatas, namun
saat melakukan pengamanan atau patroli ke kawasan – kawasan wisata, jajaran
yang berada di Mapolres maupun Polsek tidak mesti harus berasal dari satuan
Pamobvit, nah yang dari satuan pamobvit bisa membawa jajaran yang lain namun
tetap dia harus mampu mengkoordinir rekan – rekannya,” tambahnya.
Terpisah, Kapolsek Senggigi Kompol Yunus Junaidi
selaku jajaran yang mendapat tugas untuk mengamankan di kawasan pariwisata
menyatakan pihaknya selalu berupaya untuk menguatkan sinergi dengan masyarakat.
Selain itu pihaknya juga memberikan pelatihan pemahaman Bahasa asing secara
berkala terhadap anggota jajarannya.
“Tentu untuk menciptakan situasi dan kondisi yang
nyaman kami selalu bersinergi dengan tokoh agama, masyarakat, tokoh adat di kawasan
setempat. Selain itu, kami juga berupaya untuk tetap menjalin komunikasi dengan
pelaku – pelaku pariwisata serta tetap menjaga hubungan yang harmonis. Maka
hasilnya ya, wilayah Senggigi dapat kami klaim kondusif dan aman,” jelasnya. (Suara NTB)
0 komentar:
Post a Comment