Rombongan perwakilan Duta Besar Selandia Baru untuk
Indonesia dan pakar dari Universitas Massey, Selandia Baru berkunjung ke
Kabupaten Lombok Utara (KLU) untuk pertama kalinya. Mereka didampingi sejumlah
pakar Universitas Mataram (Unram) untuk memuluskan rencana pendampingan sektor
pertanian di KLU dan Dompu.
Kedatangan rombongan dari Selandia Baru ini, telah
dijadwalkan sebelumnya, sebagai bagian dari tindak lanjut lobi Bupati KLU H.
Djohan Sjamsu, SH, bersama pihak Unram yang meminta fasilitasi dan pendampingan
sektor pertanian saat berkunjung ke Selandia Baru beberapa waktu lalu.
Pertemuan antara bupati, rombongan perwakilan Universitas Massey dan Unram
berlangsung tertutup.
Menurut perwakilan dari Unram, Prof. M. Taufik Fauzi, Ph.D.,
usai berdialog, Jumat (7/11/2014), bahwa kehadiran perwakilan Universitas Massey dan
perwakilan kedutaan besar Selandia Baru merupakan tindaklanjut kerjasama antara
Pemda KLU, selandia Baru dan Unram dalam mengembangkan sektor pertanian di KLU.
‘’Sebelum ke KLU, rombongan juga ke Dompu untuk program yang sama," kata
Taufik.
Ia menjelaskan, kehadiran perdana ini akan digunakan untuk
perkenalan dan analisa potensi produk unggulan di kedua kabupaten yang
didampingi. Hasil analisanya nanti akan disimpulkan dan ditetapkan jenis
komoditas yang paling layak dikembangkan.
Taufik berharap, akan ada intervensi langsung bupati untuk
mengarahkan SKPD-nya agar memperlihatkan kondisi lapangan terhadap jenis produk
yang dikembangkan. Sebab kehadiran tim dari Selandia Baru ini, tidak sekadar
berkomunikasi dengan para pejabat, tetapi langsung turun ke lapangan, kepada
kelompok tani setempat.
Dosen Senior Universitas Massy, Christopher Anderson, Ph.D,
sekilas memaparkan kehadirannya di NTB - khususnya Dompu dan KLU, mengakui akan
memberikan pendampingan bagi 2 daerah ini. Sebelum melakukan aksi, lebih dulu
akan dilakukan kajian, orientasi potensi produk holtikultura unggulan yang ada
di daerah. “Setelah dikaji, akan kami nilai produk holtikultura apa saja yang
paling mungkin yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat," kata Christopher.
Pihaknya dari Universitas Massey, berkomitmen memberikan
pendampingan bagi petani KLU. Mengawali itu, 6 bulan pertama akan digelar
penelitian oleh para pakar dibantu pakar dari Unram. Hasil penelitian
selanjutnya akan diperkenalkan untuk dapat diakses oleh pasar. "Pendampingan ini akan berjalan selama 5 tahun ke
depan. Semua pihak dari Pemda KLU, pemerintah Provinsi, agar dapat membantu
demi lancarnya program," katanya.
Sekilas, Christopher menggambarkan bahwa KLU dideskripsikan
sebagai daerah dengan mayoritas lahan kering, kondisi yang jauh berbeda dari
yang ada di Selandia Baru. Meski demikian, menurutnya tidak jadi persoalan.
Pola pengembangan komoditas akan disesuaikan menurut karakteristik lokasi dan
sarana penunjang irigasi di satu kawasan. (Suara NTB)
0 komentar:
Post a Comment