Be Your Inspiration

Tuesday, 11 November 2014

Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia Kritik Persiapan Event Tambora Menyapa Dunia



Gunung Tambora di Dompu Nusa Tenggara Barat menjadi daya tarik
bagi fotografer lokal untuk menyalurkan hobi. 


Pengusaha travel asal Madura Lale mengkritik minimnya persiapan event Tambora Menyapa Dunia (TMD) yang akan digelar April 2015 mendatang. Lale menilai, TMD hingga saat ini terkesan belum siap diselenggarakan.


Infrastruktur menuju puncak Tambora hingga saat ini belum siap dan bahkan pilihan akses menuju puncak Tambora yang mudah bagi pendaki belum tersedia. Menyambut TMD 2015, Pemkab Dompu didorong menonjolkan brand daerah yang berbeda dengan daerah lain dan mengakar di tengah masyarakat.

Saat bertemu Bupati Dompu Bambang M. Yasin, Senin (10/11/2014) malam, Lale bersama rombongan asosiasi pelaku pariwisata Indonesia, awalnya mengaku cukup terkesan dalam perjalanan dari Lombok hingga Dompu. Termasuk sangat kagum dengan hasil pembangunannya.

Menurutnya, pembangunan pariwisata suatu daerah akan sangat dipengaruhi oleh brand suatu daerah. Baik dari budaya, kuliner, objek dan lainnya. Di bidang kuliner, Dompu belum terlihat memiliki brand sendiri untuk dikenal masyarakat luas. “Seperti ketika disebut ayam Taliwang, orang sudah tahu itu makanan khas Lombok,” katanya.

Ikan Palumara masih kurang berciri bila dijadikan brand Dompu, karena rupa, rasa dan cara memasaknya masih sama seperti di Sulawesi Selatan. Sementara jagung bisa menjadi brand Dompu, tapi harus bisa dikemas secara baik agar tidak sama dengan daerah lain. “Sebelum 2015, Dompu harus punya makanan khas yang bisa dikenal orang,” sarannya.

Ia juga mengingatkan, jagung Dompu masih dijual gelondongan sehingga belum memberi nilai tambah bagi rakyat. Jagung Dompu terjual Rp 3.000 per kg, tapi bisa dijual lebih mahal bila diolah lebih dulu sebagai makanan dan produk setengah jadi. Untuk menggali kreativitas masyarakat, pemerintah melakukan lomba kreativitas. Jajanan khas yang dihasilkan kemudian diakomodir pemerintah dengan menyajikan pada setiap ada acara dan penyambutan tamu. “Di sini saya tidak melihat ada jajanan yang dibuat dari jagung yang disuguhkan,” katanya. Bila ini bisa dilakukan, masyarakat Dompu bisa pakai pesawat sendiri untuk transportasinya.

Sukri Mahmud dari Bandung yang juga memiliki travel agen di Palembang mengaku, sebelum berkunjung ke Tambora sempat mem-browsing di internet untuk mendapatkan informasi. Dua kali pesawat ditempuh dari Bandung ke Lombok dan dilanjutkan dengan perjalanan darat hingga puluhan jam untuk sampai ke Dompu. “Tapi saya tidak menemukan apa-apa ketika sampai di sini. Semuanya buyar. Saya tidak menemukan seperti ini (gambar dalam brosur). Yang saya temukan hanya semak belukar, becek (di lereng Tambora),” katanya. “Padahal kehadiran kami di sini untuk mendapatkan informasi yang meyakinkan, sehingga bisa dijual ke wisatawan agar bisa berkunjung ke Tambora,” tambahnya.

Menanggapi masukan dari beberapa travel agen yang berkunjung ke Dompu, Bupati Dompu, Drs H Bambang M Yasin mengatakan, di awal pemerintahannya ia dihadapkan dengan angka kemiskinan dan pengangguran yang tinggi. Pilihan jagung sebagai program unggulan daerah untuk memastikan orang Dompu memiliki cukup uang untuk memenuhi kebutuhan dasar. “Ini jurus pemadam kebakaran. Tapi dengan program ini, Dompu yang semula selalu di nomor buncit jadi terdepan,” kata H. Bambang.

Diakuinya, program unggulan jagung yang digalakkan pemerintah belum ada yang mengarahkan pada bisnis pengolahan jagung. Namun ia yakin, suatu saat akan tumbuh. “Sekarang yang kami pastikan, kontinyuitas produksi, kuantiti, dan kualitas,” terangnya.

Terkait akses menuju puncak Tambora, dikatakan H Bambang, pihaknya terkendala status gunung Tambora sebagai hutan konservatif. Status ini membuat pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa, bahkan untuk melakukan penanaman pohon saja pihaknya ditegur KSDA. Namun tahun 2015 mendatang, status gunung Tambora akan dijadikan sebagai taman nasional. Status ini akan memberi ruang bagi masyarakat dan pemerintah untuk mengelolanya. “Secara bertahap akan kami tangani,” katanya. (Suara NTB)
Share:

0 komentar:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive