Be Your Inspiration

Thursday, 20 November 2014

Nurmi dari Bima, Mata Melepuh Akibat Tumor



Nurmi, penderita tumor yang terbaring di rumah ibunya, 
berharap bantuan pemerintah dan masyarakat.
Nurmi (35), warga Kelurahan Manggemaci Kecamatan Mpunda, Kota Bima NTB harus rela kehilangan penglihatan setelah satu matanya melepuh akibat terserang tumor. Ibu dua anak ini pasrah akan penyakit yang dierita, pasalnya proposal biaya pengobatan yang pernah diajukan suami konon ditolak oleh Pemkot Bima.


Saat dikunjungi di kediaman orang tuanya, Kamis (20/11/2014), Nurmi terlihat tengah terbaring dalam satu kamar yang khusus disediakan untuknya. Akibat matanya yang melepuh, penglihatannya juga terganggu. Praktis, lantaran penglihatan yang kurang baik, aktivitasnya juga terganggu. Belum lagi secara fisik jika dipandang wajah Nurmi, mungkin akan membuat hati tidak tega karena mata bagian kiri tersebut sudah rusak akibat melepuh hingga mengikis separuh pipinya.

Nurmi yang didampingi orang tuanya, Ijo, menyebutkan penyakit tersebut dialaminya sejak belasan tahun lalu, antara tahun 1997-1998. Saat tinggal di Makassar, lanjutnya, tiba-tiba di bagian sekitar mata muncul bintik ukuran kecil. Lantaran mengira bintik tersebut tonjolan biasa, dia lantas memecahkannya. Namun tak dinyana, yang keluar justru darah. “Lukanya langsung melepuh,” keluh Nurmi.  

Selama ini, lanjutnya, dia sudah menjalani pengobatan medis sebanyak dua kali di Makassar. Saat itu pun, dokter mendiagnosa penyakit berbahaya tersebut adalah tumor ganas. Namun dari beberapa kali operasi tersebut, penyakitnya tidak kunjung sembuh, justru lama kelamaan luka tersebut membesar bahkan menghilangkan satu bola mata kirinya. 

Tidak hanya pengobatan secara medis, karena ingin sembuh, pengobatan tradisional pun ditempuh. Sama seperti pengobatan medis, pengobatan tradisional dari beberapa daerah di Bima tidak mendatangkan hasil.

Diakui Nurmi, meski matanya melepuh, penyakit yang dideritanya tidak begitu sakit. Hanya terasa sedikit nyeri yang kadang-kadang dirasakan. Lantaran tidak lagi memiliki uang untuk berobat, Nurmi terpaksa meminum obat tradisional air perasan daun sirih dan kulit manggis hanya untuk sekedar menghilangkan rasa nyeri.

Ditambahkannya, pihaknya sebenarnya sudah pernah mengajukan proposal pengobatan ke Pemkot Bima. Namun proposal yang diajukan suaminya pada saat Pemilukada lalu tidak ditanggapi oleh Pemerintah. Dia pun kecewa karena menilai pemerintah tidak memperhatikan kondisi dirinya yang masyarakat kecil. Jangankan Pemkot, Lurah setempat pun tidak pernah datang untuk sekadar menjenguk. “Waktu proposal dibawa, dijanjikan tahun depan tapi sampai sekarang tidak ada,” tuturnya.

Untuk itu, tambahnya, dia berharap Pemerintah bisa memberikan bantuan untuk biaya pengobatan terhadap dirinya. Apalagi suaminya, Syafrudin tidak memiliki pekerjaan tetap. (Suara NTB)
Share:

0 komentar:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive