Be Your Inspiration

Thursday 27 November 2014

Menelusuri Sisa Perang Dunia Kedua di Sekotong Lombok Barat



Meriam Jepang di Sekotong Lombok Barat yang masih tersisa.
Sekitar 3,5 tahun bangsa Jepang menjajah Indonesia, sebelum dikalahkan sekutu ditandai dengan runtuhnya Hirosima dan Nagasaki. Konon, ekspansi penjajahan bangsa Jepang pada masa lampau meluas hingga ke pulau Lombok. Beberapa lokasi strategis pun sempat dikuasai untuk dijadikan markas pertahanan menangkal serangan musuh.


Salah satu lokasi yang konon menjadi lokasi pertahanan terkuat Jepang pada zaman itu adalah pantai bagian barat Sekotong, persisnya di Pemalikan Desa Batu Putih. Di sini terdapat beberapa peninggalan bersejarah pada zaman penjajahan Jepang yang bisa ditemukan. Konon beberapa fasilitas ini dibangun masyarakat Lombok waktu itu atas perintah para penjajah.

Meriam Jepang di Sekotong Lombok Barat
yang dijadikan lokasi bermain oleh anak-anak.
Di beberapa kawasan di daerah itu, diduga masih tersimpan peninggalan bangsa Jepang berupa senjata, gua tempat penyimpanan senjata dan gudang beras. Disamping itu, jalan setapak mengitari tebing laut sepanjang hampir tiga kilometer mengubungkan bagian pantai dengan dataran tinggi tempat senjata ini.
Menelusuri keberadaan peninggalan bersejarah ini, Suara NTB pun beberapa waktu lalu mendatangi lokasi peninggalan tersebut.

Suara NTB bersama rombongan menyusuri jalan setapak, terjal dan berbatu mengitari lereng gunung. Medan yang dilalui memang sangat sulit sebelum tiba di lokasi senjata tersebut berada. Untuk bisa ke lokasi senjata meriam ini, para pengunjung bisa melalui beberapa jalur. Beberapa jalur ini kerap dilalui oleh masyarakat mencari kayu dan merambah hutan. Ditengah perjalanan, persis di pinggir laut ditemukan bebatuan yang tersusun rapi berbentuk benteng pertahanan. “Ini konon benteng pertahanan penjajah,” terang Siri, sesepuh di Desa Pelangan.

Lokasi meriam Jepang di Sekotong berdekatan dengan pantai menambah
daya tarik bagi wisatawan. Sayang potensi ini belum dikelola maksimal.
Bangunan ini berukuran sekitar lima meter lebih dengan bentuk bangunan persegi. Namun akibat tak terawat, sejumlah bebatuan runtuh diterpa angin dan panas. Konon tak jauh dari benteng itu, ada bangunan segi empat tempat eksekusi mati tahanan dan para warga pribumi.

Melanjutkan perjalanan ke lokasi senjata meriam, rombongan disuguhkan medan berat dan menantang. Jalur ini sepertinya cocok untuk jalur trekking, karena disamping medannya cukup terjal juga di bawah bukit terdapat pemandangan laut yang indah. Jika pendaki melihat ke bawah, seolah rasa lelah akan hilang.

Pantai Sekotong yang masih alami harus terus dijaga
agar wisatawan mancanegara dan nusantara banyak berkunjung 
ke tempat ini. Apalagi lokasi meriam Jepang masih ada di dekat ini.
Menempuh jarak sekitar beberapa kilometer dengan medan terjal, akhirnya rombongan menemukan lokasi senjata meriam dimaksud. Benar saja, senjata Meriam itu kokoh berdiri di pinggir tebing. Senjata ini sepertinya sengaja dibangun menjorok ke laut, tujuannya agar mempermudah menyerang musuh melalui jalur laut. “Konon di kawasan ini, ada enam senjata meriam, namun yang masih utuh hanya dua unit sedangkan sisanya hilang dijarah oknum warga tak bertanggung jawab,” beber Siri.


Menurutnya, mungkin belum banyak masyarakat yang tahu kalau di daerah Lombok Barat bagian selatan persisnya, di kawasan Sekotong bagian barat ada peninggalan perang dunia kedua sebagai akhir zaman penjajajan Jepang di Nusantara ini.  Di kawasan ini juga konon terdapat dua tempat penyimpanan cadangan makanan dan senjata yang masih tertanam di dalam gua. (Suara NTB)
Share:

0 komentar:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive