Zikir Zaman Lombok. (Dokumentasi foto : Dishubkominfo Lombok Barat) |
Tradisi Zikir Zaman yang selama ini berkembang
di kalangan masyarakat di Pulau Lombok dinyatakan masuk seiring penyebaran
agama Islam. Budayawan Sasak, L. Abdul Rahim (Mamiq Jagad) menyatakan kearifan
tradisi atau kesenian itu merupakan pengaruh yang datang dari Turki dan Yaman.
Konon rangkaian kesenian itu diinisiasi oleh Syekh Samani dari Yaman kemudian
disebarkan oleh Datoq Ribandang yang datang dari Sulawesi.
“Zikir Zaman
itu berkembang di pulau Lombok sejak dimulainya penyebaran agama Islam di gumi Sasak ini. Itu dilakukan sekitar
abad ke- XIV sampai XVI, dan penyebarannya di Lombok ini pun tidak merata,
melainkan pada kawasan – kawasan tertentu. Tradisi ini merupakan hasil akulturasi
yang dilakukan oleh masyarakat terhadap kesenian yang dibawa oleh Datoq
Ribandang namanya dari Sulawesi, dan kesenian ini merupakan pengaruh yang
datang dari Turki dan Yaman,” jelasnya, Selasa (18/11/2014).
Dinyatakan
masuknya seni tradisi yang bernuansa Islami itu masuk dengan hadirnya tarian rudat,
serta tradisi pembacaan hikayat Nabi.
Dikatakan, dalam prosesi Zikir Zaman
itu berisi puji – pujian bagi Tuhan Yang Maha Kuasa serta bagi para Nabi dan
Rasul. Zikir yang disertai dengan gerakan – gerakan tarian itu juga berkembang
di Tanah Aceh. Meski demikian, terdapat banyak perbedaan didalam rangkaian prosesi zikir yang dilakukan oleh umat Islam
tersebut.
“Seni
tradisi zikir yang kita miliki khususnya di Lombok ini tidak sama dengan yang
berkembang di Aceh sana. Kalau di sana, itu mereka menggunakan alat musik
seperti rebana sebagai gendang yang mengiringi lantunan wirid-nya. Kalau kita tidak, justru kalau di Lombok hanya
menggunakan instrumen – instrumen suara sebagai pengiringnya. Contohnya seperti
laras suara Hu, Allah Hu Ilallah, La
ilahaillallah,” jelasnya sambil memeragakan dan mendengungkan lantunan
tersebut layaknya seperti suara pukulan Rebana.
Diterangkan
prosesi Zikir itu dibuka dengan mulai membaca Surat Alfatihah, setelah itu
runutan silsilah penerus yang merangkai tentang seni syiar Islam. Prosesi
selanjutnya dalam rangkaian zikir tersebut yakni pembacaan ayat suci Al Quran,
kemudian diisi dengan dalil, majemuk,
majemuk syarif, dan Shalawat Nabi, serta diakhiri dengan prosesi Serakalan.
“Biasanya
dulu orang – orang yang melakukan prosesi ini bisa 2 - 4 Jam. Kalau ini lebih mengarah tentang
amalan pujian kepada Allah dan Rasulnya. Seni tradisi ini khususnya yang di Aceh telah
masuk dalam daftar warisan tak benda serta telah diakui oleh UNESCO,”
tandasnya. (Suara NTB)
1 komentar:
berita sabung ayam
Post a Comment