Kepala SMPN 2 Mataram Drs. H. Muhammad Zulkifli, M.Pd, memprotes kebijakan penghentian pelaksanaan kurikulum 2013 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, karena tidak dilandasi oleh adanya payung hukum yang jelas.
Menurutnya, sebuah
kebijakan haruslah didahului oleh adanya Peraturan Menteri (Permen). Begitupun
dengan kebjikan penghentian pelaksanaan Kurikulum 2013 dan kembali ke KTSP
untuk sebagian sekolah tidak dapat dilaksanakan oleh sekolah-sekolah disebabkan
tidak ada payung hukum yang jelas yang mengatur soal itu. Diakuinya, kebijakan
baru menteri yang hanya diberitakan lewat website kementerian tidak berfungsi,
karena secara legal administrasi ataupun kedinasan belum dilaksanakan.
“Keputusan
dinas pada saat pertemuan di LPMP kemarin, diputuskan untuk semua jenjang SD,
SMP, SMA menggunakan kurikulum 2013, karena belum ada keputusan dari menteri,
hanya lewat website. Belum resmi,
secara administratif legal dan kedinasan tidak ada. Untuk itu, kurikulum 2013
tetap kami laksanakan,” ujarnya kecewa, Kamis (11/12/2014).
Diakui
Zulkifli jika pihaknya mendukung penuh pelaksanaan kurikulum 2013, itu
dikarenakan kurikukulum 2013 jauh lebih baik dari sebelumnya. Apalagi saat ini,
SMPN 2 Mataram, termasuk satu dari empat sekolah pilot project kurikulum 2013 di Kota Mataram selain SMPN 9, SMP
Kesuma dan SMP Darul Hikmah. Itu artinya, sesuai dengan surat edaran menteri
yang tertuang dalam website diputuskan untuk tetap melanjutkan pelaksanaan
kurikulum 2013 di sekolah-sekolah yang telah tiga semester menerapkan kurikulum
2013 dan menjadikan sekolah tersebut sebagai sekolah pengembangan dan
percontohan penerapan kurikulum 2013. “Tetap dilanjutkan dan tetap saya akan
dukung. Dana yang di keluarkan sudah besar, jadi dilanjutkan saja” ujarnya.
Sementara
terkait dengan adanya keluhan dan kekurangan pada kurikulum 2013, kandidat
doktor Universitas Negeri Surabaya ini menilai sebagai sesuatu yang sangat
wajar. Meski demikian, ia meyakini lambat laun segala bentuk kekurangan
tersebut dapat dilengkapi.
“Apapun barang
baru itu pasti ada rumitnya, tapi jika terlatih dapat teratasi. Substansinya
bagus, menjadikan siswa kreatif. Penilaiannya juga bagus, no problem buat kami. Salah satu contohnya yaitu pada saat
pembagian rapor, kita paling tepat waktu membagikan dari sekolah-sekolah lain
ada yang mundur,” terangnya.
0 komentar:
Post a Comment