Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi |
Rabu tanggal 17 Desember 2014, Provinsi NTB genap berusia 56 tahun. Pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke setengah abad lebih, tema
yang diambil ‘’Kita Bersatu NTB Maju’’.
Tema sederhana, namun sarat makna.
GUBERNUR NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi mengatakan,
dipilihnya tagline ‘’Kita Bersatu NTB Maju’’ sebagai tema HUT NTB tahun 2014, untuk menyatukan kembali semua potensi yang ada. Menyatukan potensi untuk mewujudkan kemajuan NTB.
Seperti diketahui bahwa tahun 2014 ini adalah tahun politik.
Ada Pemilu Legislatif maupun Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres). Agenda politik nasional itu,
berlangsung dengan aman di NTB. Meskipun demikian, agenda
politik nasional itu pasti masih menyisakan ketegangan, sedikit keretakan dan friksi-friksi di tengah-tengah masyarakat.
‘’Kita harapkan dengan mengangkat tema “Kita Bersatu NTB Maju” semakin
menyatukan kita kembali. Jadi semangatnya adalah menyatukan semua potensi untuk
kemajuan NTB. Upaya kita memperbaiki apa-apa yang mungkin ada sedikit
keretakan atau friksi-friksi di
masyarakat sebagai efek langsung agenda politik nasional yang berturut-turut
kita lakukan,’’ujar
gubernur yang didampingi Kabag Humas dan Protokol Setda NTB, Drs.Fathul Gani,
M.Si.
Kemudian proses-proses usulan pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) seperti
Provinsi Pulau Sumbawa (PPS), Kabupaten Lombok Selatan (KLS) dan Kota Samawa
Rea (KSR) yang masih menyisakan ketidakpuasan, kecurigaan dan ketegangan.
Diharapkan, dengan HUT NTB tahun ini dapat menyatukan kembali
seluruh potensi yang ada dalam mewujudkan kemajuan rumah besar NTB di masa
mendatang.
‘’Kita coba dengan moto ‘’Kita
Bersatu NTB Maju’’,
mengingatkan semangat persatuan kita untuk NTB ini adalah hal yang mutlak untuk
mewujudkan NTB maju. Jadi semua hal, dinamika yang terjadi, persatuan harus
tetap dijunjung tinggi. Kebersaudaraan
kita, rumah besar kita. Kita mengajak untuk menghargai dan merawat NTB sebagai
rumah kita bersama,’’
tegasnya.
Berbicara mengenai pembangunan
berbagai sektor di NTB, secara umum berjalan lancar. Dalam bidang pengembangan sektor pariwisata misalnya.
Gubernur mengatakan, Pemprov NTB bersama Pemda kabupaten/kota
terus menerus bersinergi terutama dalam pembenahan destinasi wisata. Disamping
itu, bersinergi dengan para pelaku wisata untuk memfasilitasi berbagai hal yang
dibutuhkan dalam memajukan sektor pariwisata NTB.
Menurut gubernur, sektor
pariwisata adalah sektor yang penuh dengan tantangan. Sehingga semua pihak tak
boleh cepat puas diri dan berleha-leha. Pasalnya, daerah lain di Indonesia juga
terus bergerak membangun sektor pariwisata mereka. Bukan itu saja, kompetisi
pariwisata dalam skala regional juga saat ini begitu ketat. Orang sudah tidak
susah jika ingin ke Malaysia, Singapura, Thailand dan lainnya. Bahkan bisa jadi
biaya yang dikeluarkan untuk mengunjungi tempat-tempat tersebut lebih murah
jika dibandingkan dengan datang ke NTB.
‘’Jadi kita tidak boleh
berleha-leha, semua pihak harus betul-betul memiliki semangat inovasi yang tak
boleh berhenti dalam pariwiata itu,’’ tambahnya.
Begitu juga dengan adanya surat edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi (Men PAN RB) yang melarang instansi pemerintah
menggelar rapat di hotel. Menurut orang nomor satu di NTB itu, ia melihat hal
itu adalah sebuah tantangan.
Sebagai destinasi wisata Meeting, Incentive, Convention, and
Exhibition (MICE), para pelaku wisata tak boleh hanya melihat bahwa wisata MICE dari
pemerintah saja. Namun, potensi dari pihak swasta juga masih menjadi peluang
yang besar untuk ditingkatkan. ‘’Masih banyak korporat-korporat besar, lembaga-lembaga non pemerintah. Yang paling utama kerjasama dengan operator-operator
mendatangkan wisatawan. Kemungkinan ada revisi terhadap surat edaran itu, namun
harus dicari pasar-pasar baru. Pemerintah daerah posisinya berupaya
memfasilitasi seluas-luasnya. Silahkan para pelaku wisata berinovasi, pemda
akan memfasilitasi,”imbuhnya.
Gubernur menuturkan, jika dulu dalam mempromosikan pariwisata Lombok
Sumbawa sebagai destinasi MICE. Para pelaku wisata di daerah ini melalui
Pimpinan SKPD lingkup Pemprov
NTB meminta gubernur untuk
menyurati seluruh kementerian/lembaga pusat bahkan Kedutaan Besar untuk
membuat kegiatan di NTB. Bahkan surat itu ditembuskan ke Presiden dan Wakil
Presiden.
Nah, ketika ada tantangan surat edaran yang
melarang instansi pemerintah menggelar pertemuan di hotel, maka pelaku wisata
perlu berinovasi. Menyampaikan ide-ide yang bisa difasilitasi
pemerintah daerah. ‘’Kami
siap memfasilitasi itu. Pemerintah daerah apa yang perlu kita perjuangkan agar
potensi penurunan wisatawan ini bisa
terkonpensasi dengan pasar-pasar baru yang kita buka. Ndak usah diratapi,’’ katanya.
Selain itu, gubernur
meminta semua pelaku wisata di daerah ini bersinergi. Semua organisasi yang
bergerak dalam bidang pariwisata harus mampu memanfaatkan peluang yang ada. ‘’Jangan sampai energi yang dimiliki
dihabiskan untuk hal-hal yang tak bermanfaat seperti gontok-gontokan,’’
katanya mengingatkan.
Terkait dengan promosi wisata ke luar negeri, gubernur melihat sampai saat ini masih tak
berlebihan. Menurutnya, promosi ke luar negeri cukup penting untuk memperkuat
hubungan antara pemerintah dengan mitra yang ada di luar negeri. Pasalnya, jika
hubungan yang sudah dibangun, kemudian tak dipelihara maka kemungkinan mitra
luar negeri itu akan mencari mitra yang lain.
Karena bisnis pariwisata adalah bisnis yang dinamis sehingga perlu
membangun komunikasi secara langsung. Dengan cara mendatangi mitra tersebut untuk berdiskusi dan lain sebagainya.
Pasalnya, komunikasi secara tidak langsung saja tak cukup.
“Itu tak cukup dengan komunikasi tetapi juga langsung bertemu, diskusi dan
sebagainya. Jadi face to face penting dalam pariwisata.
Karena itu industri jasa, ada
persahabatan juga. Promosi ke luar negeri menurut saya masih proporsional di banding daerah-daerah
lain,”katanya.
Hasil promosi ke luar negeri itu, lanjut gubernur tak bisa langsung dilihat hasilnya begitu
pulang ke tanah air. Hasilnya bisa dilihat dalam jangka waktu enam atau satu
tahun mendatang. Pasalnya, rencana kunjungan wisatawan ke destinasi wisata
tertentu sudah direncanakan jauh sebelumnya.
Sementara itu, mengenai mahalnya harga tiket ke Lombok maupun Sumbawa juga dirasakan
gubernur jika dibandingkan dengan
daerah lainnya di Indonesia seperti Bali. Terkait dengan hal ini, dirinya sudah
berkomunikasi dengan Direksi Garuda Airlines, Menteri BUMN bahkan Menko
Perekonomian.
0 komentar:
Post a Comment