Dinas
Kelautan dan Perikanan (DKP) Lombok Barat (Lobar) terus berupaya mendorong
pengembangan kawasan wisata tiga gili yakni Gili Tangkong, Gili Nanggu dan Gili
Sudak yang disingkat Gitanada sebagai pusat wisata bahari atau marine eco tourism di Lobar.
Salah satu
bentuk upayanya, Dinas terkait melatih para penyelam untuk meningkatkan
kualitas SDM para pelaku wisata khususnya para penyelam dan Boatman di daerah Sekotong Barat. Para
penyelam nantinya akan memperoleh sertifikat sebagai pemandu wisata yang
berkunjung ke Gitanada.
“Kami
membekali para penyelam terkait etika menjamu tamu, peningkatan kualitas bahasa
Inggris dan non teknis,” terang Kabid Pengawasan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil DKP
Lobar, Ir Sri Susilawati, melalui Kasi
Konservasi dan tata ruang, Muslim ST, M.Si di sela-sela pemberian pelatihan di markas
Pokmaswas Desa Tawun, awal Desember 2014.
Dijelaskan, beberapa hal yang dibekali kepada para pelaku
wisata ini antara lain aspek teknis dan non teknis. Non teknis seperti adab pelayanan tamu dan
kegiatan pramuwisata. Dalam hal ini DKP mengajak Dinas Pariwisata selaku leading sector untuk bersama-sama
memberi pembinaan kepada kelompok di kawasan itu.
Sertifikat kelayakan
mendampingi tamu yang diberikan tersebut difasilitasi melalui program IFAD,
sedangkan terkait peningkatkan SDM juga akan difasilitasi oleh Dinas Pariwisata.
“Dari DKP pelatihan sertifikasi penyelam termausuk didaftarkan menjadi anggota guide,” tukasnya.
Kegiatan
pelatihan ini untuk menunjang pengembangan kawasan Gitanada sebagai kawasan
wisata bahari kedepan, apalagi dalam waktu dekat ini di Gili Nanggu akan
dibangun hotel bintang lima. Terkait izin menurut informasi telah keluar dari
pusat, tinggal mengurus proses izin dan
Amdal.
Kegiatan
pelatihan diver ini sendiri tahap
awal dilakukan di Sekotong Barat, Batu
Putih, Gili Gede dan Pelangan. Selain sebagai pemandu wisata bawah laut, para diver ini juga bisa mengawasi kawasan dalam
laut di Lobar. “Tidak saja menjadi pemandu namun juga bisa mengawasi laut,
karena laut menjadi aset wisata,” tukasnya. Ke depan para boatman ini akan diberikan fasilitas berupa pakaian, peralatan
pendukung agar pengunjung bisa membedakan dengan masyarakat umum.
Kedepan,
menunjang kawasan gitanda sebagai kawasan eko tourism pihak terkait juga
berencana menata rumah warga sekitar agar bisa menjadi home stay bagi para tamu. Sementara itu, para diver merasa sangat terbantu dengan pelatihan ini, paling tidak
menjadi bekal para pelaku wisata nantinya untuk pengembangan wisata kedepan.
“Kami butuh hal semacam ini, untuk meningkatkan keterampilan,” tukas Opan,
warga Tawun. (Suara NTB)
0 komentar:
Post a Comment