Pemerintah
Kabupaten Lombok Tengah (Loteng), Senin (22/12/2014), menggelar rapat penentuan
pelaksaan tradisi ‘’Bau Nyale’’ tahun 2015. Sayangnya rapat penentuan yang
sedianya diharapkan berjalan lancar, justru berlangsung alot. Bahkan, rapat
harus ditutup deadlock, lantaran
tidak ada satu keputusan bulat yang diambil perihal waktu pasti pelaksanaan
event budaya tahunan berskala nasional milik Loteng tersebut.
Rapat yang
digelar di aula kantor Camat Pujut itu,
para tokoh utama yang berperan penting dalam penentuan tanggal pelaksanaan core event ‘’Bau Nyale’’, terbelah
menjadi dua kubu. Satu kubu menetapkan tanggal 9 sampai 10 Februari 2015,
sebagai waktu pelaksanaan. Kubu lain menetapkan tanggal 10 dan 11 Maret 2015.
“Kalau
dikatakan deadlock tidak juga. Karena
memang sudah ada dua keputusan opsi yang diputusan. Tinggal sekarang opsi mana
yang akan dipilih sebagai waktu pelaksanaan core
event Bau Nyale itu,” ungkap Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
(Disbudpar) Loteng, H.L. Putrie.
Terpecahnya
para tokoh tersebut, karena sama-sama memiliki argumen kuat sendiri-sendiri.
Dan didasari perhitungan yang berbeda-beda. Hanya saja, kendati berbeda semua
argumen yang dilontarkan para tokoh tersebut, masuk akal dan bisa diterima.
Sehingga sulit untuk menentukan satu pilihan dari para tokoh yang hadir.
Memang
sempat ada aspirasi supaya penetuan tanggal pelaksanaan ‘’Bau Nyale’’
ditentukan dengan cara voting. Namun karena selama ini, penentuan pelaksanaan
Bau Nyale selaku berdasarkan azas musyarawarah mufakat, akhirnya pilihan untuk
melakukan voting tidak jadi dilakukan.
Atas
persoalan tersebut, lanjut Putrie, pemerintah daerah akhirnya memutuskan untuk
menunda sementara waktu penentuan tanggal pelaksaan Bau Nyale. Guna memberikan
waktu bagi para tokoh untuk memikirkan kembali waktu pelaksanaannya yang paling
tepat. “Jadi nantinya setelah sekitar empat hari lagi, para tokoh akan
berkumpul lagi. Untuk menentukan tanggal pasti pelaksanaan event ini,” tandas
Putrie.
Menurut
Putrie, kalau dari hasil perkiraan para tokoh baik pada pilihan satu maupun
dua, Nyale tetap akan keluar. Hanya saja, diperkirakan Nyale akan keluar lebih
banyak pada tanggal 10 dan 11 Maret. “Istilahnya, pada tanggal 9 dan 10
Februari itu Nyale awal. Sedangkan tanggal 10 dan 11 Maret Nyale Poto (akhir).
Di sinilah diperkirakan Nyale akan banyak keluar,” pungkasnya. (Suara NTB)
0 komentar:
Post a Comment