Be Your Inspiration

Wednesday, 3 December 2014

Pendaki ke Gunung Rinjani Meningkat Dua Kali Lipat



Angka kunjungan wisatawan, khususnya yang melakukan pendakian ke gunung Rinjani mengalami peningkatan sampai dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya. Tapi peningkatan yang berlipat itu belum  menyaingi jumlah wisatawan yang mendaki gunung Bromo, Tengger di Malang, Jawa Timur.

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Ir. Agus Boediono, Senin (1/12/2014) menyampaikan hasil rekap sementara terhadap jumlah pendaki gunung Rinjani periode 2014 ini. Dikatakan, persentasi peningkatan yang diperoleh sekarang ini mencapai sekitar 200% (dua kali lipat). Hasil penghitungan yang dipaparkannya belum termasuk hasil penghitungan yang riil dari Januari hingga Desember ini.

Pendaki gunung Rinjani sedang memancing 
di danau Segara Anak, dekat kemahnya. 
Pendaki Rinjani tahun 2014 ini meningkat dua kali lipat 
dibanding tahun sebelumnya. 
(dokumentasi TNGR)

“Kalau merujuk pada data hasil rekapan sementara, angka peningkatan jumlah kunjungan itu mencapai sekitar 200 persen. Itu baru data dari Januari sampai Agustus, September kemarin. Nah rekap angka kunjungan secara menyeluruh ini akan kami lakukan setelah kita nyatakan bahwa pendakian ke gunung Rinjani dinyatkan ditutup untuk tahun ini. Angka kunjungan ke gunung Rinjani dalam setahun itu mencapai 50 ribu orang, sedangkan jumlah pendaki gunung Bromo, Tengger  mencapai 600 orang per tahun,” jelasnya.


Menurut Agus, penutupan pendakian dilakukan atas dasar kondisi cuaca yang mulai kurang bersahabat. Penutupan akses pendakian ke gunung berketinggian 3.726 mdpl di akhir tahun biasanya dilakukan pihak TNGR sejak tanggal 10 sampai 15 Desember. Hal itu dilakukan setelah dilakukan koordinasi atara TNGR dengan Badan Meteorologi dan Klimatologi Geofisika (BMKG) terkait prediksi cuaca.

“Penutupan biasanya kita lakukan mulai sekitar 10 Desember. Tergantung cuaca yakni curah hujan di kawasan gunung dan hutan, prediksi akan terjadinya badai, dan beberapa prediksi lainnya setelah kita berkoordinasi dengan pihak BMKG,” tambahnya.

Meski demikian, hingga saat ini pihaknya menyatakan belum melakukan koordinasi dengan BMKG. “Sampai saat ini kami belum berkoordinasi dengan pihak BMKG, tetapi biasanya setelah kita nyatakan ketetapan bahwa pendakian ditutup TNGR selalu menyebarkan informasi baik dalam bentuk sosialisasi di Website, maupun bersurat ke instansi – instansi pemerintahan dan juga komunitas pecinta alam,” bebernya.

Dipastikan, saat ini curah hujan dan prediksi cuaca di kawasan gunung tidak terlalu memburuk sehingga pihaknya masih membuka peluang pendakian bagi para wisatawan. Meski demikian, pihaknya selalu siaga untuk mewaspadai terkait timbulnya kejadian di luar dugaan. “Biasanya wisatawan sudah tau perihal kapan waktu yang tepat untuk mendaki gunung Rinjani, sebab mereka mencari informasi juga, akan tetapi meskipun demikian petugas kami di lapangan selalu bersiaga untuk melakukan penjagaan demi mewaspadai timbulnya kejadian – kejadian di luar dugaan,” tandasnya. (Suara NTB)

Share:

0 komentar:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive