Sejumlah
wisatawan luar negeri sejauh ini mengenal Pulau Lombok hanya dari internet.
Daya tarik yang dipancarkan pulau Seribu Masjid ini membuat wisatawan berdecak
kagum. Tak terkecuali, seorang wartawan asal Cina, Gu Shihong, yang melakukan peliputan khusus
destinasi wisata Lombok, termasuk soal budaya dan kulinernya beberapa hari
terakhir.
Ditemui
di sela acara prosesi ritual adat Rebo Bontong, Rabu (16/12/2014) di Pantai Tanjung
Menangis Pringgabaya. Ketua Kantor Berita Cina itu datang ke Lombok secara
khusus di dampingi Hardi, dari Kementerian Pariwisata dan staf dari Bidang
Pemasaran pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) NTB, Haris.
Gu
Shihong menilai, Lombok memiliki Gunung Rinjani sangat sempurna dengan Danau
Segara Anak dan dilengkapi dengan deretan air terjun. Pemandangan pantainya
juga sangat luar biasa dan masih sangat perawan, karena belum banyak didatangi
orang.
Menurut
ilmu fengsui, sebutnya, daerah yang ada gunung lengkap dengan danau dan pantai
yang indah itu merupakan daerah yang hoki. "Budaya Cina itu ada Fengsui,
kondisi alam sangat bagus kalau lokasi ada gunung, laut, danau. Itu semua ada
di di Lombok. Tinggal orang Lombok sendiri yang harus mengelola," ucapnya.
Kendala
di Lombok sejauh ini katanya masih seputar akses transportasi. Soal keindahan
alam, Lombok sangat indah dan banyak perbedaannya dibanding Bali.
Wartawan
ini pun mengusulkan Pemda setempat untuk agar membangun sistem transpportasi
berupa Jalur kereta api wisata dari Bandara ke Rinjani. Termasuk ke objek-objek
wisata lainnya. Lotim, katanya, bisa juga bikin objek wisata bahari, restoran
terapung yang diyakini bisa memancing wisatawan datang. Atraksi budaya orang Sasak juga bisa dijual kepada para
wisatawan. Tinggal dikemas dengan semenarik mungkin. "Itu bisa diadakan suatu seni
pertunjukan," sarannya.
Seperti
budaya merarik yang diketahui sarat dengan nilai-nilai. Mulai dari romantisme,
proses pengambilan perempuan oleh laki-laki. Prosesi dalam adat Sasak disebut
Merarik itu juga bisa dikemas semenarik mungkin dan mampu menjadi tontonan
wisatawan. "Adat sasak ini kan sangat kaya," pujinya.
Bagi
wisatawan, mengunjungi suatu wilayah itu terpenting berkesan. Tak perlu harus
dengan sajian mahal-mahal. Penyajian sederhana pun bisa. Lakukan tingkat
komunitas masyarakat, sanggar budaya, budayawan, pelaku wisata. "Ini
dilakukan tanpa putus," ucap Hardi menambahkan. (Suara NTB)
0 komentar:
Post a Comment