Be Your Inspiration

Wednesday, 3 December 2014

Promosi Pariwisata NTB ke Luar Negeri Dinilai sebagai Pemborosan



Promosi pariwisata ke luar negeri dipandang sebagai salah satu bentuk pemborosan anggaran. Walaupun hal itu tidak ada salahnya, namun alangkah baiknya jika di era global ini promosi bisa dilakukan melalui media internet (situs – situs Website). Hal itu dapat dilakukan demi menghemat APBD, di samping melakukan pembenahan terhadap infrastruktur pariwisata NTB yang masih minim.

Kunjungan yang dilakukan Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB untuk mempromosikan pariwisata di negara Timur Tengah, saat ini menjadi perbincangan hangat sejumlah pihak. Tak terkecuali, para pelaku pariwisata yang selama ini bergelut dan menjadi eksekutor serta penggerak utama bidang industri kepariwisataan. 

Salah satu pelaku pariwisata NTB, L. Yodi Asrianto atau lebih akrab disapa Yodi Only1 de Kock, Selasa (2/12/2014), menjelaskan bahwa wisatawan yang mendominasi kunjungan ke NTB berasal dari negara – negara di Eropa, Asia dan Australia. Sementara jumlah pengunjung yang datang dari negara Timur Tengah masih sangat sedikit.

“Kunjungan ke luar negeri untuk mempromosikan pariwisata itu memang harus dilakukan, akan tetapi pada era global seperti ini alangkah baiknya kita manfaatkan media atau jejaring sosial seperti Website, dan sebagainya. Ini juga sembari kita membenahi infrastruktur pariwisata kita yang masih minim,” ujarnya saat ditanya terkait efisiensi pola promosi pariwisata ke mancanegara.

Dikatakannya, jumlah wisatawan yang datang dari Timur Tengah ke NTB masih sangat minim. Dugaanya, hal tersebut dikarenakan belum adanya penerbangan yang langsung dari negara – negara di sana menuju ke Bandara Internasional Lombok (BIL). Setidaknya jika ada wisatawan yang akan datang ke NTB dari negara  Timur Tengah maka minimal mereka harus transit sebanyak dua kali.

“Pengamatan saya wisatawan yang berkunjung ke NTB ini biasanya di bulan Oktober itu didominasi dari Asia, kemudian di akhir tahun itu kebanyakan dari Eropa dan Australia. Kalau yang dari Timur Tengah itu jumlahnya belum terlalu banyak, sebab kalau mereka ingin kesini ya setidaknya minimal mereka dua kali transit,” tambahnya.

Infrastruktur yang memadai dan kematangan Sumber Daya Manusia terlebih dahulu harus menjadi bahan evaluasi bersama sebelum berpromosi. Secara ekonomi Yodi berprinsip, bahwa ketika penyedia barang atau jasa telah berani berpromosi, tentu barang yang dipromosikan juga harus sudah ada dan siap saji. Sehingga ketika ada wisatawan berkunjung, maka mereka tidak akan merasa kecewa.

“Prinsipnya, ketika seorang pengusaha telah berpromosi, tentunya barang yang dipromosikan sudah ada dan siap. Orang kan berwisata tujuannya adalah mencari ketenangan, mencari tempat yang nyaman dan sebagainya. Inilah yang saya katakan infrastruktur pariwisata kita benar – benar harus dipersiapkan, termasuk penataan bangunan, sampai pada aspek kebersihan lingkungan,” tandasnya. Jadi, alangkah lebih eloknya jika dana promosi miliaran rupiah tersebut dialokasikan untuk membenahi infrastruktur, sedang promosi melalui internet merupakan bentuk efisiensi anggaran. (Suara NTB) 
Share:

0 komentar:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive