Kapolres KSB, AKBP .Teddy Suhendyawan Syarif. |
AGUS Salim alias Agus Abdullah bin Ibrahim (31) warga Desa
Seteluk Atas, Kecamatan Seteluk, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) terduga jaringan
teroris yang tertangkap beberapa waktu lalu teridentifikasi masuk dalam
jaringan Igaras. Jaringan tersebut merupakan jaringan kecil dari sekian banyak
jaringan ajaran jihad radikalisme yang ada di Indonesia.
‘’Igaras nama jaringannya. Ini salah satu dari sekian banyak
jaringan haluan keras yang menyuarakan jihad di Indonesia,’’ jelas Kapolres
KSB, AKBP .Teddy Suhendyawan Syarif.
Kapolres mengungkapkan, pergerakan Agus Salim dalam
menyuarakan aksi jihadnya sudah cukup lama berlangsung. Bahkan gerakannya
cenderung terbuka. Terbukti Agus Salim berdasarkan data intelejen Polres KSB
pernah menyuarakan ajakan berjihad sercara radikal di sebuah acara warga,
bahkan sekali waktu pernah juga memutar video jihad di sebuah sekolah. ‘’Jadi
pola ajakannya tidak hanya sembunyi-sembunyi saja. Tapi juga pernah di acara
warga dan di sekolah,’’ ujarnya.
Meski pernah melakukan gerakan secara terbuka, secara
keseluruhan aktivitas Agus Salim dan jaringannya selalu berkamuflase dalam
kehidupan kesehariannya. Agus Salim sendiri selama ini dikenal hanya bekerja
serabutan seperti menambang emas secara tradisional hingga menjadi buruh tani
saat musim panen tiba. ‘’Selama pantauan kami belum pernah ada aktivitas
mencurigakan seperti misalnya pelatihan militer layaknya jaringan teroris
lainnya,’’ urai Kapolres.
Potensi berkembangnya jaringan-jaringan jihad di masyarakat
saat ini sangat terbuka. Termasuk di KSB menurut Kapolres, mereka membangun
jaringan dan terus terjadi tanpa disadari warga karena hadir dalam berbagai
bentuk. ‘’Semacam membangun sel-sel tidur. Nanti pada saatnya tiba, sel-sel itu
cukup dipicu dengan isu-isu kecil berbau SARA maka akan langsung aktif. Nah saat itu baru kita sadar ternyata
banyak yang seperti itu (jaringan jihad, red),’’ paparnya.
Bahkan Kapolres tak menampik jika di KSB saat ini kondisi tersebut terjadi dan merasuk di lingkungan masyarakat. Tetapi juga sudah masuk ke sendi-sendi pemerintahan di Pemda KSB. “Pergerakan mereka secara soft (pelan) tanpa disadari masyarakat di sini (KSB) sudah sampai ke dalam pemerintahan. Dan kita terus memantau pergerakannya karena sewaktu-waktu dengan isu yang tepat mereka bisa bangkit,’’ Kapolres mengingatkan. (suara ntb)
0 komentar:
Post a Comment