Pesawat Jetstar |
Pemprov NTB menepis tudingan sejumlah pihak yang menyebutkan kunjungan
kerja (kunker) beberapa pejabat daerah dan pelaku wisata beberapa waktu lalu ke
Melbourne Australia hanya untuk bernegosiasi dengan manajemen Jetstar Airways
yang sudah berencana menutup rute penerbangan Perth-Lombok pada 16 Oktober
mendatang.
‘’Selain kita negosiasi dengan manajemen Jetstar, kami juga diksusi-diskusi
dengan pelaku pariwisata di sana. Termasuk dengan perwakilan Pemerintah RI yang ada di sana yang bernama Visit Indonesia Tourism Office (VITO)
Australia,’’ kata Asisten II
Perekonomian dan Pembangunan Setda NTB, Drs. H. L. Gita Ariadi, M.Si, Jumat
(11/7/2014).
Gita Ariadi merupakan salah satu pejabat Pemprov NTB yang ikut mendampingi
Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, SH, M.Si beserta dua orang pimpinan Komisi II DPRD NTB dan pelaku wisata
bertemu dengan manajemen Jetstar Airways di Melbourne Australia.
Menurutnya, di sela-sela pertemuan dengan manajemen Jetstar itu, rombongan
Pemprov NTB yang dipimpin Wagub juga menjajaki kerjasama dalam bidang
peternakan sapi dengan pemerintah setempat. Namun karena kedatangan rombongan
mendadak, pihak Konsulat Jenderal RI di Melbourne tak dapat melakukan pertemuan
formal tetapi melakukan observasi yang bersifat informal.
Selain itu, pihaknya juga melihat potensi pasar pariwisata NTB di Australia
dengan bertemu dengan VITO Australia. Pertemuan dengan VITO Australia, lanjutnya
membicarakan supaya bagaimana travel-travel agen dan travel writter Australia dapat berkunjung ke NTB, melihat secara
dekat destinasi-destinasi dan potensi pariwisata daerah ini.
‘’Di sana juga tetap diadakan Festival Indonesia. Nantinya kita harapkan acara
itu temanya tentang NTB. Dan kita akan minta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif untuk itu,”imbuhnya.
Asisten II Setda NTB H. L. Gita Ariadi |
Gita menjelaskan, dengan adanya Bandara Internasional Lombok (BIL) yang
sudah beroperasi sejak beberapa tahun terakhir, pemerintah daerah terus mendorong
sebanyak-banyaknya orang datang ke NTB. Apalagi, NTB sudah ditetapkan oleh
pemerintah pusat menjadi pintu gerbang pariwisata nasional. Untuk itu, lanjutnya, pemerintah daerah terus memperbanyak penerbangan langsung ke
BIL baik domestik dan luar negeri.
Untuk penerbangan langsung rute domestik, sebutnya telah dibuka
Makassar-Lombok, Yogyakarta-Lombok dan Kupang-Lombok. Selain itu juga terus
diupayakan pembukaan rute-rute baru seperti Balikpapan-Lombok mengingat potensi
pasar yang bagus. Begitu juga penerbangan langsung luar negeri akan terus
diupayakan dan mempertahankan penerbangan yang sudah ada.
Terkait dengan penerbangan langsung Perth-Lombok yang dilayani maskapai
penerbangan Jetstar Airways, kata Gita, Pemprov NTB akan tetap mempertahankan
supaya penerbangan langsung itu tetap ada. Pasalnya, Australia termasuk pasar
potensial pariwisata NTB. Mengenai pemberian market fund yang menjadi polemik, Gita mengatakan hal itu bukan
merupakan subsidi. Tetapi marketing fund
itu adalah dana untuk membangun promosi bersama antara Pemprov NTB dan maskapai penerbangan untuk
mempromosikan pariwisata NTB di kota-kota Australia.
“Marketing fund ini adalah dana
membangun promosi bersama. Oleh karenanya, ketika Air Asia datang dulu, marketing fund-nya itu bagian integral dari kegiatan promosi.
Sehingga dananya itu diambil dari dana Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD).
Karena sudah punya pengalaman mendukung Air Asia maka tidak sulit juga untuk
kita melakukan hal yang sama ke Jetstar. Kita anggap ini sebagai investasi bagian integral dari kegiatan
promosi dan pendanaannya dari BPPD,’’ jelasnya.
Maskapai penerbangan Jetstar Airways mulai melayani rute Perth, Australia ke
Lombok, NTB empat kali seminggu yakni Selasa, Kamis, Jumat, dan Minggu. Penerbangan
perdana rute Perth-Lombok direalisasikan 24 September 2013 menggunakan pesawat Airbus A320 mengangkut 150
penumpang.
Gita menyebutkan, berdasarkan kalkulasi yang dilakukan, setiap penerbangan
Jetstar ke Lombok bila mampu mendatangkan wisatawan 100 orang maka dalam
seminggu sebanyak 400 orang wisatawan mancanegara asal Australia yang datang ke
daerah ini. Berarti, dalam setahun, sebanyak 20 ribu lebih wisatawan
mancanegara asal Australia yang datang ke NTB. Dengan load factor sebesar 62,7 persen saat ini, maka dalam satu kali
penerbangan sebanyak 115 penumpang.
Menurut Gita, ini adalah peluang yang sangat bagus sehingga penerbangan
langsung Jetstar ke Lombok harus tetap dipertahankan. Jika tidak dipertahankan,
ia khawatir peluang ini akan diambil oleh daerah-daerah lain yang sedang gencar
merintis kerjasama dengan maskapai penerbangan luar negeri. Dalam pembicaraan beberapa waktu lalu, katanya, para
pengusaha hotel yang tergabung dalam Lombok
Hotel Association (LHA) juga berkomitmen untuk memberikan special rate bagi penumpang Jetstar yang
berkunjung ke Lombok.(suara ntb)