Gubernur NTB Safari Ramadhan di KLU |
Dalam tausiyahnya, gubernur meminta jamaah dan masyarakat
untuk melihat bahan perbandingan makna hidup, agar melihat kehidupan dari sudut
pandang yang benar. Misalnya, pentingnya kehidupan akan diketahui setelah
melihat fakta alam kubur. Setelah melihat kubur, maka manusia akan sadar betapa
pentingnya hidup ini.
"Dahulu, ziarah kubur diharamkan, sebab pada masa itu
aqidah umat Islam benar-benar masih lemah. Dihawatirkan kemusrikan akan terus
bertambah, oleh karena itu Rasulullah SAW melarangnya. Namun seiring kekuatan
iman pemeluk agama Islam maka Rasulullah SAW memperbolehkan untuk ziarah kubur,
bahkan menurut saya ziarah kubur saat sekarang ini perlu untuk lebih
mengingatkan kita kepada kematian dan siksa kubur, sehingga keimanan kita
semakin bertambah," ujarnya.
Demikian halnya dengan makna hidup yang lain. Kesehatan akan
terus bermakna, bila manusia yang sehat melihat perbandingan dengan mereka yang
terbaring di rumah sakit. ‘’Jika kita ingin tahu nikmatnya sehat, pergilah ke rumah
sakit, maka kita akan bisa mensyukuri kesehatan itu. Bila kita ingin mensyukuri
nikmat harta pergilah ke rumah orang yang miskin, maka kita akan sadar betapa
besar nikmat itu, begitu seterusnya kita harus selalu mencari
perbandingannya," ungkap Gubernur.
Zainul Majdi mengimbau, masyarakat Islam pada umumnya agar
pandai-pandai menikmati rasa syukur kepada Allah SWT. Dengan bersyukur manusia
akan bisa lebih dekat kepada Allah SWT.
Gubernur NTB, pada kesempatan itu memberikan bantuan berupa,
peralatan sekolah untuk yatim piatu, kain sarung, sembako, mesin traktor, bibit
cengkeh dan juga bibit kelapa, di samping itu juga bantuan diberikan kepada
Pemerintah KLU senilai Rp 600 juta dan bantuan untuk pembangunan masjid sebesar
Rp 20 juta.
Sementara pada peringatan Nuzulul
Qu’ran di Mushalla Al-Abror Lombok Timur, Senin (14/7) malam lalu, gubernur
mengingatkan semua jamaahnya untuk tetap teguh berpegang kepada Al Qur’an dan
Hadist.
Di hadapan santriawan/santriwati
dan masyarakat sekitar, gubernur menceritakan betapa berat tanggungan Nabi
Muhammad SAW saat menerima wahyu. Nabi Muhammad SAW menerima wahyu yang
disampaikan melalui Malaikat Jibril sebagai risalah tugas kerasulan dan ini
menjadi tuntutan umat manusia mengikuti sunnah-sunnah Nabi Muhammad SAW dalam menetapkan
hati. Termasuk, meneguhkan sikap dan jiwa dalam menuntut ilmu. ‘’Karena memang
menuntut ilmu itu wajib hukumnya bagi setiap insan mulai dari dalam buaian
bunda hingga masuk liang lahat,” jelasnya.
Gubernur NTB menyapa anak-anak saat Safari Ramadhan |
Untuk itu, ia menegaskan para
jamaah yang hadir mempersiapkan diri dengan kesiapan dan keyakinan yang penuh
dan tekad yang kuat. Alasannya, keyakinan itu merupakan kebutuhan hidup dalam
menuntut ilmu agama. Menurutnya, kunci sukses menuntut ilmu ada 4, yakni yakin,
ikhlas, sabar dan istiqomah. “Tidak ada ilmu yang bermanfaat bagi manusia
kecuali Al-Qur’an. Dan semua hal-hal yang baik dalam kehidupan ini semuanya ada
di Al Qur’an, karena memang kita ketahui semua bahwa Al-Qur’an adalah mukjizat
Nabi Muhammad SAW, sehingga tidak ada kata yang paling indah kecuali semuanya
ada di Kitab Suci Al-Qur’an,’’ ujarnya mengingatkan.
Selain itu, gubernur mengingatkan semua warganya tetap rajin belajar dan menuntut ilmu, karena Al-Qur’an hadir untuk 2 hal, yakni memberi hidayah dan Al-Qur’an memberikan yang teristimewa kepada Nabi Muhammad SAW dan menuntut ilmu merupakan perjalanan panjang yang harus dilandasi niat kokoh dan tekad kuat yang akan membawa kepada kesuksesan. “Ketahuilah bahwa semua yang dijadikan di bumi Allah SWT sebagai sumber untuk belajar dan pahami dengan hati,” pungkasnya.(*)