Sekitar 300 peserta tadarusan di Pendopo
Gubernur NTB mengikuti tausyiah yang disampaikan calon anggota DPD RI H. L. Suhaimi Ismy, Selasa (8/7/2014). |
‘’Misal kita berada di atas pesawat, tiba-tiba ada
pengumuman pesawat berada di cuaca buruk. Pasti kita akan baca doa-doa yang
kita ketahui. Di sanalah iman kita kuat. Tapi, ada kalanya iman itu longsor
(turun, red) ketika ada hal-hal yang bisa menyebabkan iman itu longsor,’’
ujarnya saat memberikan tausyiah pada khataman Al Qur’an Tim Penggerak PKK NTB di
hadapan 300 anggota majelis taklim di Pendopo Gubernur NTB, Selasa (8/7/2014
Untuk itu, lanjut mantan Kepala Kantor Wilayah Kementerian
Agama NTB ini, setiap saat seluruh umat Islam harus saling mengingatkan menuju
ke arah kebaikan. Menurutnya, Nabi Muhammad SAW bersabda agar umat Islam tetap memperbaharui
iman setiap saat, karena peluang iman kuat dan lemah berpotensi tetap terjadi.
Momen bulan Ramadhan, ungkapnya, mesti dimanfaatkan oleh
seluruh umat Islam untuk memperbaiki diri dengan melakukan perbuatan baik,
seperti shalat, mengaji dan berdoa pada Allah SWT. Selain itu, setiap umat
Islam harus berikhtiar memperbarui iman dengan tetap mengingat pada Allah SWT,
seperti dengan rajin mengikuti pengajian atau majelis taklim yang digelar. Cara
seperti ini, lanjut calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) terpilih,
diyakini akan mampu mempertebal iman dan tidak akan mudah tergoda rayuan setan
atau melakukan perbuatan mungkar.
Tidak hanya itu, persoalan lain yang perlu diperhatikan
mengenai fenomena masyarakat sekarang ini yang cenderung terbawa pergaulan,
khususnya generasi muda. Untuk itu, orang tua harus mengawasi pergaulan
anak-anaknya agar tidak terjerumus dalam pergaulan bebas dan merusak masa
depannya. Dalam hal ini, pembekalan terhadap ilmu agama dan pendidikan
anak-anak harus diperhatikan.
Selain itu, orang tua mesti memberikan contoh pada anak-anak
cara bersikap atau bergaul. Pihaknya tidak menginginkan orang tua hanya sekadar
meminta anak-anak melakukan perbuatan baik, sementara dia melakukan perbuatan
buruk. L. Suhaimi Ismy mengibaratkan orang tua yang hanya menyuruh dan tidak
melaksanakan seperti makelar. ‘’Misalkan, makelar di terminal teriak mengajak
penumpang ke Praya, Praya. Tapi begitu busnya penuh, dia tidak ikut naik bus.
Makelarnya masih di terminal,’’ ujarnya mencontohkan.
Sementara Wakil Ketua I TP PKK NTB Hj. Syamsiah Muh. Amin,
pada kesempatan tersebut mengharapkan pada anggota PKK dan majelis taklim bisa
menerapkan apa yang diperoleh selama mengikuti tadarusan di Pendopo Gubernur.
Tadarusan yang digelar selama 8 hari tersebut, ujarnya, diharapkan mampu
menjadi bekal dalam kehidupan sehari-hari. (*)
0 komentar:
Post a Comment