Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi berikan tausyiah di malam Nuzulul Qur'an di Masjid Raya At Taqwa Mataram. |
“Itu sejak dulu, mau zaman
klasik, zaman modern dan seterusnya tetap saja manusia seperti. Dan Al Qur’an
itu datang untuk menyapa jiwa manusia. Karena sifatnya manusia begitu dan Al Quran
datang memperbaiki, meluruskan jiwa kita. Di sinilah Al Qur’an merupakan pengobat bagi kita,” kata gubernur pada peringatan Nuzulul Qur’an tingkat provinsi NTB di Masjid Raya At Taqwa Mataram, Rabu (16/7/2014).
datang memperbaiki, meluruskan jiwa kita. Di sinilah Al Qur’an merupakan pengobat bagi kita,” kata gubernur pada peringatan Nuzulul Qur’an tingkat provinsi NTB di Masjid Raya At Taqwa Mataram, Rabu (16/7/2014).
Acara tersebut dihadiri ratusan
jamaah dari sekitar Kota Mataram dan pimpinan SKPD lingkup Pemprov NTB.
Gubernur mengatakan peringatan Nuzulul Qur’an adalah peringatan tahunan yang
dilaksanakan oleh Pemprov NTB.
Dari tahun ke tahun
memperingati Nuzulul Qur’an, katanya, semua merasakan seluruh tuntunan-tuntunan
agama dan pesan-pesan Al Qur’an semakin relevan
dan semakin pantas untuk diamalkan. Di satu sisi kehidupan manusia terus
menerus mengelami perubahan sejak zaman pra sejarah sampai zaman modern saat ini. Begitupun
profesi-profesi juga mengalami perkembangan.
“Tapi ada pula sisi daripada
manusia yang tidak pernah berubah sejak dulu, sekarang sampai kelak di masa
mendatang sampai hari kiamat. Yang tak pernah berubah itu adalah jiwa manusia.
Jiwa manusia itu tetap saja sama sejak zaman Nabi Adam AS sampai sekarang. Allah menyampaikan bahwa manusia itu dari dulu
sampai sekarang sampai kapanpun adalah makhluk yang rentan dengan keresahan. Salah
satu bentuknya, kalau dapat cobaan, luar
biasa mengeluhnya. Kalau dapat nikmat luar
biasa juga kikirnya,” papar Gubernur yang akrab disapa Tuan Guru Bajang ini.
Ia menambahkan, semua
contoh-contoh perilaku manusia sama saja dari dulu sampai sekarang. Dalam Al Qur’an
sudah diterangkan bahwa zaman dahulu
manusia sudah berbuat curang dalam perdagangan dengan mengurangi takaran
timbangan, maka sekarang kecurangan itu lebih luar biasa lagi. Misalnya, dalam
perdagangan dunia, kecurangan itu bisa mencapai miliaran bahkan triliunan
rupiah.
Kemudian, jika zaman dulu ada
bangsa yang menyiksa manusia satu, puluhan atau ratusan orang. Kini, kejahatan
terhadap kemanusiaan lebih dahsyat dan keji seperti yang terjadi di Palestina.
Banyak korban jiwa yang berjatuhan akibat agresi militer Israel ke negara
tersebut.
“Bagaimana kita berinteraksi
dengan Al Qur’an. Kita perlu sabar dan ketekunan dalam memahami dan mengamalkan
Al Qur’an. Perlu juga bimbingan dari orang yang mengerti dan memahami dengan
baik. Sehingga benar-benar Al Qur’an menjadi penyejuk kita, pengobat jiwa
kita,” tandasnya.(suara ntb)
0 komentar:
Post a Comment