Be Your Inspiration

Monday, 14 July 2014

Museum Jadi Tempat Wisata Religi di Bulan Ramadhan



 
Kepala Museum Negeri NTB L. Moh. Faozal 
memberikan sambutan di antara seniman 
yang melukis kegiatan Ramadhan, Senin (14/7/2014)
Selama bulan Suci Ramadhan, Museum Negeri NTB siap melayani dan memfasilitasi para pengunjung yang ingin merasakan sensasi Wisata Religi. Beberapa media pameran yang sudah disiapkan di museum untuk membangun suasana yang khas tentang kentalnya nilai keislaman di daerah NTB. Salah satunya yakni penyediaan sejumlah profil masjid–masjid kuno dan bersejarah yang memang pernah berdiri di pulau ini.


Kepala Museum Negeri NTB, Drs. H.L Mohammad Faozal, mengatakan pihaknya melaksanakan pameran situs–situs yang bernuansa Islami hingga tanggal 22 Juni mendatang. Menurutnya, masyarakat bisa datang ke museum untuk menyaksikan indahnya peninggalan–peninggalan sejarah yang bernuansa religi tersebut.

“Memang, sebetulnya wisata religi itu maksudnya kunjungan – kunjungan yang dilakukan oleh masyarakat ke tempat–tempat bersejarah di mana tempat itu memang memiliki nilai dan nuansa keislaman, salah satunya yakni taman makamLoang Baloq, atau makam batulayar,” katanya.

Ketua BKOW NTB Hj. Syamsiah Amin didampingi 
Kepala Disbudpar NTB Muhammad Nasir 
dan Kepala Museum Negeri NTB L. Moh. Faozal 
melukis di atas kanvas yang disediakan.

Meski demikian, beberapa potret dan rekam jejak sebuah lokasi atau tempat bersejarah itu dapat ditemukan di ruang pameran museum. Masyarakat bisa lansung menyaksikan dan memetik ilmu pengetahuan tentang suatu tempat  atau situs yang dianggap bersejarah. “Selama Ramadhan ini kami akan memamerkan sejumlah barang, dan tempat–tempat yang menyimpan nilai religi dan sejarah, beberapa di antaranya yakni situs mesjid kuno yakni salah satunya Mesjid Bayan Beleq, kemudian makam para ulama dan makam leluhur kita. Selain itu beberapa penemuan yang benda bersejarah yakni berupa Alquran yang ditulis tangan, dan terakhir sejumlah babad yang memiliki isi tentang ajaran Islam pada suku Sasak,” tandasnya.

Untuk menambah citra islami pada museum tersebut, sejumlah pelukis kaligrafi dihadirkan dan diminta untuk membuat lukisan di sekitar museum. Hasil lukisan mereka bisa lansung dipasarkan atau hanya sekadar dipajang di pelataran museum. (suara ntb)
Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive