Be Your Inspiration

Monday 14 July 2014

Wisatawan di Senggigi Keluhkan Sampah



I Ketut Sugiarta
Manajer Operasional Hotel Puri Sharon yang juga Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Lombok Barat, I Ketut Sugiartha mengaku pengelola hotel di daerah Senggigi tidak sedikit menerima komplain dan keluhan terkait  kebersihan di kawasan Senggigi dari para tamu dan wisatawan yang datang berkunjung dan menginap. Para tamu ini mengeluhkan sampah di selokan yang tak sedap dipandang.
  
“Sering wistawan dan tamu mengeluhkan kebersihan dan PJU yang banyak mati,” kata I Ketut Sugiartha, Senin (14/7/2014). Menurutnya hal ini menunjukkan bahwa pelayanan pemda terhadap wisatawan dari sisi kebersihan, pelayanan umum belum maksimal.


Menurutnya, kawasan wisata harusnya dikelola secara profesional. Pemda melalui instansi terkait seharusnya profesional dalam hal perencanaan, pengawasan dan kontrol. Seperti contoh pengelolaan sampah, karena kurang dikontrol secara berkesinambungan menyebabkan kawasan tidak terawat sehingga menimbulkan komplain dari wisatawan.

Menurutnya, penataan destinasi sejauh ini sudah lumayan baik namun karena kurang terkontrol menyebabkan kawasan terkesan kumuh. Pengelolaan sampah tidak jelas siapa yang bertanggung jawab, karena terkesan sampah ini dibiarkan begitu saja.

Hal ini dikarenakan kurangnya sosialisasi kepada desa dan kecamatan untuk berkomunikasi baik dengan para pengusaha hotel. “Seharusnya berkomunikasi baik dengan pengusaha hotel dan hiburan serta yang lainnya, kami pada intinya welcome (terbuka), ”ujarnya. Terkait kebersihan ini, menurutnya harus ada standar di daerah wisata karena menyangkut wajah kawasan wisata.

Terkait kebersihan ini, ia memiliki ide Desa perlu mengadakan lomba kebersihan namun dengan catatan dilaksanakan terbuka dan jujur tanpa ada permainan curang. Menurutnya dengan adanya lomba ini akan memantik semangat warga untuk menjaga kebersihan sehingga dengan otomatis kebersihan akan terjaga. Pihak pengelola hotel sendiri, tidak keberatan jika dimintai kontribusi.

Selain megeluhkan kebersihan, wisatawan juga terganggu dengan suara bising dari sejumlah kafe. Menurutnya, terkait kebisingan ini seharusnya Pemda perketat standar kebisingannya. “Tamu saya juga sering mengeluhkan suara kebisingan,” tuturnya. 

Menyikapi hal ini, Kepala dinas Tata Kota Pertamanan dan Kebersihan, H Dahrun menyatakan,
PJU yang mati di kawasan Senggigi karena kebijakan PLN yang memutus sambungan PJU dengan alasan menghemat daya listrik. Dahrun mengaku kebijakan umum PLN untuk seluruh daerah di pulau Lombok, termasuk Lobar melakukan pemadaman bergilir. PJU pun terkena imbas pemutusan oleh PLN, karena takut jika PJU dinyalakan semua maka masyarakat yang terkena dampak yang lebih parah.

“Karena itulah PJU di kawasan Senggigi itu dimatikan (putus) oleh PLN, karena untuk penghematan lantaran ada kerusakan pada PLTU Jeranjang,”ungkap Dahrun. Untuk persoalan  sampah sendiri, pihak kecamatan sempat mengalami hambatan karena kendaraan rusak. Namun pihaknya telah membantu mengirimkan kendaraan pengangkut untuk membantu pihak kecamatan. (suara ntb)

Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive